Pages

Jumat, 31 Mei 2013


Waisak 2557

Tanggal 23 Mei ratusan Bhiksu/Bhikkhu melakukan perjalanan dengan membawa mangkok dana, disebut pindapata atau memberi kesempatan umat untuk berdana kepada Bhiksu/bhikkhu di sepanjang pecinan jalan pemuda-Magelang.

Tanggal 24 Mei pengambilan air di Umbul Jumprit dan pengambilan api di Merapen dengan dua lokasi berbeda, letaknya sangat berjauhan. Setelah itu dibawa ke candi Mendut untuk kembali di sakralkan.

Tanggal 25 Mei umat bersama para Bhikkhu/bhiksu berkumpul di pelataran candi Mendut untuk menunggu detik detik waisak pukul 11.24.39, siangnya dilanjutkan prosesi berjalan kaki dari candi mendut ke candi borobudur.

Malam hari doa ritual sebagai acara puncak, di pelataran candi borobudur, setelah itu seluruh umat dipimpin para bhikkhu berkeliling memanjatkan doa doa dengan membawa lilin kecil dan meletakan di mandala borobudur. Penutupan pelepasan lampion, sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada yang maha luhur.

“ Waisak mempunyai nilai arti yang sangat kuat sekali bagi umat Buddha bahwasanya solidaritas umat Buddha Indonesia sangat kompak berdoa untuk keselamatan bangsa, negara dan masyarakat, walau ibu Ketua Umum Walubi kena musibah, terbukti dari kondisi yang sangat prihatin ini tetap melaksanakan baksos baik di Taman Makam Pahlawan Nasional maupun baksos pengobatan gratis bagi warga masyarakat sekitar Borobudur, Jawa tengah,” ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar